sapy_stories

6 Februari 2009

KONSEP STRATEGI BISNIS

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:36 pm

Konsep Kompetisi
Dalam dunia bisnis dan industri kompetisi itu melekat dengan gerak langkah bisnis dan industri. Hal ini disebabkan terdapatnya lima kekuatan yang terus menerus menekan setiap langkah mereka. Kelima forces itu dikembangkan oleh M.E. Porter : “Competition from suppliers of substitutes, the threat from entrants, competition from established producers, and the bargaining power from suppliers and buyers”.
Bila sebuah bisnis atau industri ini sukses dan memenangkan kompetisi, maka ada dua kriteria yang harus dipenuhi yaitu : pertama, “The company must supply the customers want to buy”; kedua, “The company must survive the competition”. Karena itu ada dua pertanyaan sederhana dalam kaitannya dengan dua kriteria keberhasilan diatas yaitu :
1. Apakah yang diperlukan oleh customer itu ?
2. Apakah yang harus dilakukan agar survive dalam kompetisi ?
Konsep Strategi
Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Jadi strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. Berikut ini beberapa definisi strategi yang walaupun rumusannya bervariasi, nmun memiliki karakteristik dan unsur-unsur yang esensinya sama. “Strategy is the great work of organization. In situations of life and death, it isthe Tao of survival or extinction. Its study cnnot be neglected”
“Strategy is the overall plan for deploying resources to establish a favorable aposition for action”. “A strategy is the pattern or plan that integrated an organization major goals, policies, and action aequences into a cohesive whole. A well formulated strategy helps to marshall and allocated organization resources into a unique and viable posture based upon its relative internal competences and shortcomings, anticipated changes, in the environment and contingent moves by intelligent opponents”.
Konsep strategi ini secara historis memang berasal dari militer, seperti yang diungkapkan oleh Von Neumon dan Morgenstren dalam tulisannya “Theory of Games” yang mengandung teori dan konsep strategy. Dari sinilah konsep tersebut kemudian di aplikasikan kedalam dunia bisnis dan dunia kehidupan lainnya seperti politik. Thomas Schelling mengembangkan study dengan judul “The Strategy of Conflict” yang mengungkapkan berbagai unsur strategy yang umum ditemui dalam berbagai aspek kehidupan dalam situasi competitive. Unsur-unsur umum ini adalah prinsip-prinsip dalam bargaining, threats, mutual distrusts, dan balance antara kerjasama dan konflik. Dalam perkembangan selanjutnya terutama dalam era globalisasi strategy merupakan management instrument yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk survival dan memenangkan persaingan tapi juga untuk tumbuh dan berkembang.
Analysis Terhadap Kompetitor
Dalam membangun strategi untuk memenangkan kompetisi maka salah satu fokus utama adalah memahami tentang posisi dan gerakan competitor. Berikut ini pertanyaan mendasar dalam menganalysis competitor :
1. Siapa yang harus menjadi sasaran competitor, dan langkah apa yang harus diambil?
2. Apakah strategic move competitor itu dan seberapa seriuskah harus diperhatikan?
3. Hal apa yang harus dihindari untuk menghindari response yang emosional dan desperate?

ALIGNMENT OF STRATEGIC AND OPERATIONAL BENCHMARKING PERFORMANCE MEASURE BY MOHAMMAD Z. MEYBODY

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:28 pm

JOURNAL REVIEW
Artikel ini menunjukkan pentingnya ukuran capaian yang konsisten pada berbagai tingkatan dari organisasi sebelum pelaksanaan aktivitas benchmarking. Pemanfaatan ukuran capaian yang konsisten memerlukan suatu pemahaman yang seksama dari penyebaran dan strategi organisasi yang fungsional. Artikel ini juga menyelidiki dampak dari posisi managerial dan ukuran organisasi pada penyebaran ukuran capaian dari strategi dan operasional benchmarking. Hasil penelitian dari artikel ini menunjukkan tanda-tanda dari misalignment antara misi organisasi dan tujuan dan pengembangan yang proaktif dari kemampuan inti mereka. Hasil menunjukkan bahwa para manajer dengan posisi high-level seperti halnya manajer dari organisasi yang besar yang secara khusus menempatkan penekanan lebih pada ukuran capaian benchmarking yang strategis.

_eve_

JURUS FATIGON MEMPERLEBAR PASAR

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:24 pm

Ketika di-relaunch sembilan tahun lalu, posisi Fatigon masih jauh di bawah market leader, yaitu 1:10. Seiring perjalanan waktu, dengan berbagai strategi dan kecanggihan mengedukasi pasar, produk keluaran PT Dankos ini pun menuai hasil. Kini mereka bertengger di posisi puncak dengan perolehan market share mencapai 36 persen, dan market share kompetitor Fatigon, Hemaviton Groups kurang lebih 24 – 25 %. Situasi berbalik menjadi 3:2.
FATIGON sejatinya telah menyapa konsumen sejak tahun 1980-an. Hingga tahun 1997, produk stamina itu masih menggunakan resep dokter (ethical). Peluang datang ketika pihak Dankos melihat belum ada multivitamin yang memposisikan diri untuk mengatasi rasa capek.
Tetapi, masuknya Fatigon ke pasar bebas atau OTC (over the counter) bukan hanya karena tidak adanya multivitamin yang mengkhususkan untuk mengatasi capek. Riset pasar juga membuktikan bahwa kebutuhan pasar untuk produk ini sangat besar. Sekitar 50 persen masyarakat pekerja merasakan capek, baik pegal, kram maupun kesemutan. Dan saat ini belum ada produsen yang mengarahkan produknya ke sana.
Di samping itu, faktor edukasi, diakui Boedi Harjono (OTC Group Product Manager PT Dankos Laboratories Tbk), merupakan salah satu kunci sukses Fatigon.
Dankos juga lihai melihat peluang sukses. Mereka melakukan edukasi lanjutan dengan memperlebar pasar. Sebelumnya, Fatigon sangat identik dengan pria. Maka, mulai 1999, Fatigon diperkenalkan juga untuk segmen perempuan. Pertumbuhan Fatigon ketika mengkomunikasikan pada segmen perempuan mencapai 200 persen.
Belakangan Fatigon juga melebarkan pasarnya ke segmen yang lebih tua. Selama ini, Fatigon juga dipersepsi secara kuat hanya untuk eksekutif muda.
Untuk mendapatkan share yang lebih banyak, Dankos meluncurkan varian barunya, yakni Fatigon Spirit. Varian ini secara frontal menghantam pasar energy drink. Secara fungsional produk ini mendekati energy drink, yaitu lebih instan untuk menambah stamina, tenaga dan kesegaran. Tetapi memiliki komponen multivitamin yang dapat mendukung stamina lebih dari energy drink.
Hasilnya market share Fatigon mencapai 36 persen. 27 persen dari Fatigon dan sisanya (9 persen) dicapai oleh Fatigon Spirit.
Pertumbuhan Fatigon tiga tahun terakhir mencapai 30 persen. Itu berarti di atas pertumbuhan pasar farmasi yang hanya 15 persen per tahun.
Seluruh strategi yang dijalankan Fatigon adalah untuk menciptakan diferensiasi dengan para pesaing dan meningkatkan brand Fatigon di mata konsumen. Dankos selalu ingin membangun brand yang positif, memiliki citra yang baik di masyarakat, dominan di pasar, produknya berkualitas, harga terjangkau dan mudah diperoleh. Cara inilah menurut Boedi paling efektif untuk memenangkan persaingan di pasar. Pada tahun 2005 Fatigon mendapatkan dua penghargaan sekaligus, yaitu Indonesian Custumer Satisfaction Award (ICSA) dan Superbrand.
Dengan posisi puncak yang telah diraih sejak 2003, Fatigon pun tidak lagi hanya menyasar kaum urban tapi juga kaum rural. Langkah ini dilakukan agar konsumen puas dan mudah mencarinya di mana saja.
Fatigon meraih sukses karena cukup agresif beriklan. Tetapi, Boedi mengatakan anggaran untuk iklan tidak terlalu besar (hanya 15 % dari revenue) dibandingkan dengan brand-brand besar lainnya. Kuncinya terletak pada kecerdikan melakukan media placement.

STRATEGI FATIGON DALAM PERSAINGAN PASAR

1. Fatigon melakukan edukasi pasar, memperlebar pasar :
• Memasuki segmen perempuan
• Segmen yang lebih tua
2. Menambah dan menginovasi produk :
• Fatigon spirit (energy drink)
3. Membangun brand image yang positif
4. Harga produk terjangkau masyarakat umum
5. Produk mudah diperoleh
6. Agresif dalam beriklan dengan strategi media placement

Seluruh strategi yang dijalankan Fatigon adalah untuk menciptakan diferensiasi dengan para pesaing dan meningkatkan brand Fatigon di mata konsumen. Dankos selalu ingin membangun brand yang positif, memiliki citra yang baik di masyarakat, dominan di pasar, produknya berkualitas, harga terjangkau dan mudah diperoleh. Cara inilah menurut Boedi paling efektif untuk memenangkan persaingan di pasar. Pada tahun 2005 Fatigon mendapatkan dua penghargaan sekaligus, yaitu Indonesian Custumer Satisfaction Award (ICSA) dan Superbrand.
Dengan posisi puncak yang telah diraih sejak 2003, Fatigon pun tidak lagi hanya menyasar kaum urban tapi juga kaum rural. Langkah ini dilakukan agar konsumen puas dan mudah mencarinya di mana saja.

sekilas tentang Partial Least Square

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:20 pm

Partial Least Square (PLS) adalah sebuah software yang dikembangkan untuk mengolah data menggunakan persamaan struktural, dan juga dapat digunakan untuk persamaan regresi linear. Secara umum dikenal dua software yang paling populer mengenai Partial Least Square, yakni Smart PLS dan PLS Graph yang menitikberatkan pada gambar. Masing-masing mempunyai kriteria dan spesifikasi sendiri. Pada modul ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Smart PLS. Software ini diciptakan sebagai proyek di Institute of Operation Management and Organization (School of Business) University of Hamburg, Jerman. Smart PLS menggunakan teknologi berbasis bahasa pemrograman Java.
PLS (component based SEM) muncul sebagai jawaban alternatif analisis persamaan struktural. Biasanya, persamaan struktural melibatkan software AMOS dan LISREL (covariance based SEM). Kedua software diatas memerlukan beberapa persyaratan dan asumsi tertentu yang harus dipenuhi agar data bisa diolah. Dilihat dari fleksibilitasnya, beberapa data tertentu tidak dapat dioperasikan dengan AMOS dan LISREL. Disinilah PLS muncul sebagai jawaban atas permasalahan diatas. Contohnya, bila dalam penggunaan AMOS dan LISREL mensyaratkan data harus dalam skala interval atau rasio, pendekatan PLS bersifat distribution free, yakni tidak mengasumsikan data harus berdistribusi tertentu. Data yang akan diolah dapat berupa data nominal, ordinal, interval, dan rasio. Menurut Ghozali (2005), PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak mengasumsikan data harus dalam skala pengukuran tertentu dan juga mengenai jumlah sampel relatif kecil (minimal direkomendasikan berkisar dari 30 sampai 100). Dalam hal kompleksitas model, PLS dapat menampung sampai 100 konstruk dan indikator.
Secara mendasar, perbedaan antara covariance based SEM dengan component based SEM PLS adalah apakah kita akan menggunakan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi (Anderson dan Gerbing, 1988 dalam Ghozali, 2005). Pada situasi dimana kita mepunyai dasar yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based SEM lebih sesuai. Namun demikian dengan adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi.
Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok karena pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator, maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor (Wold, 1982 dalam Gozali, 2005). PLS dapat dianggap sebagai metode alternatif dari covariance based SEM. Pada covariance based SEM, Maximum Likelihood berorientasi pada teori dan menekankan transisi dari analisis exploratory ke confirmatory. PLS dimaksudkan untuk causal-predictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah.

_Krisler Bornadi Ompusunggu_

Option Valuation

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:13 pm

Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tetentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam opsi adalah para investor dengan para investor lainnya, dan tidak melibatkan perusahaan penerbit sekuritas saham (emiten) yang dijadikan opsi.
Berdasarkan bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. call option, opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
2. put option, opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual saham tertentu pada jumlah, waktu dan harga yang telah ditentukan.

Adapun istilah-istilah yang terkait dengan sekuritas opsi, antara lain :
exercise (strike) price, harga per lembar saham yang dijadikan patokan pada saat jatuh tempo. Untuk call option, exercise price berarti harga yang harus dibayar (dibeli) pemilik opsi beli pada saat jatuh tempo.
Expiration date, batas waktu dimana opsi tersebut dapat dilaksanakan. Ada dua model expiration date yang dapat diterapkan, yaitu model amerika dan eropa. Opsi dengan gaya amerika dapat dilaksanakan kapan saja sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan gaya eropa dilaksanakan hanya pada saatr expiration date.
Premi opsi, harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi.

Keuntungan (kerugian) penjual call option adalah kebalikan dari keuntungan (kerugian) pembeli call option. Oleh karena itu keuntungan penjual call option pada saat expiration date besarnya akan sama dengan kerugian yang diderita oleh pembeli call option.perdagangan opsi sering disebut juga sebagai zero-sum game.

Secara teoritis, keuntungan maksimum yang bisa diperoleh pembeli put option bila harga saham turun sampai dengan harga nol, sedangkan kerugian maksimalnya sebesar premi put option. Untuk investor yang melakukan short selling, akan mengalami keuntungan (kerugian) yang sama besarnya dengan penurunan (kenaikan ) harga saham yang terjadi.

Keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual put option adalah harga premi opsi, sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada saat harga saham turun mencapai angka nol atau sebesar strike price dikurangi dengan hara premi opsi.

Kita dapat menyimpulkan bahwa Pembelian call option akan memberikan keuntungan potensial yang sifatnya tidak terbatas, tetapi dengan kerugian maksimum hanya sebesar premi opsi. Sedangkan penjualan put option akan memberikan keuntungan terbatas sebesar premi opsi dengan kerugian maksimum ketika harga saham turun menjadi nol.

Dalam kenyataannya ada banyak strategi perdagangan opsi yang bisa dilakukan investor, tetapi strategi-strategi tersebut pada dasarnya bisa dikelompokka menjadi lima, yaitu :
1. Naked Strategy, strategi perdagangan opsi yang memilih satu dari empat posisi, yaitu sebagai pembeli call, penjual call, pembeli put, atau penjual put. Disebut dengan naked strategy karena strategy tersebut tidak melakukan tindakan yang berlawanan atau mengambil posii lain yang dapat mengurangi kerugian engan cara memiliki saham yang dijadikan patokan. Tabel berikut ini akan meringkas naked strategy dan perkiraan kondisi pasar dimasa yang akan datang.

Perkiraan Kondisi Pasar Strategi
Sangat baik Membeli call option
Agak baik Menjual put option
Agak buruk Menjual call option
Sangat buruk Membeli put option

2. Hedge Strategy, selain mengambil satu posisi dalam perdagangan opsi, juga mengambil posisi yang lain dalam perdagangan saham yang dijadikan patokan dalam opsi tersebut. Tujuan strategi ini adalah untuk mengurangi kerugian jika terjadi pergerakan harga yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada dua jenis hedge strategy yang umum dikenal, yaitu :
Covered call writing strategy, dimaksudkan untuk melindungi portofolio yang dimiliki terhadap penurunan harga saham dengan cara menjual call option terhadap saham yang telah dimiliki dalam portofolio. Jika harga saham mengalami penurunan, maka investor akan mengalami kerugian, tetapi masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi kembali pendapatan yang diperoleh dari penjualan call option.
Protective put buying strategy, strategy ini dilakukan oleh investor yang ingin melindungi portofolio yang dimliki terhadap risiko penurunan nilai pasar dengan cara membeli put option terhadap saham yang ada dalam portofolio tersebut.

3. Straddle strategy, dilakukan dengan cara membeli atau menjual baik berupa call option maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date, dan strike price yang sama. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua car, yaitu :
Long straddle strategy, memberikan keuntungan jika terjadi pergerakan harga saham yangmemadai, baik untuk kenaikan harga maupun penurunan harga.
Short straddle strategy, dilakukan oleh investor yang memiliki estimasi bahwa pergerakan saham tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah.

4. Strategi kombinasi, sama dengan straddle strategy, yaitu mengkombinasikan call dan put option dengan patokan saham yang sama, tetapi strike price dan atau expiration date masing-masing opsi tersebut berbeda.

5. Spread strategy, investor membeli satu seri dalam suatu jenis option dan secara simultan menjual seri lain dalam kelas option yang sama. Strategi spread juga akan memberikan potensi profit yang lebih besar dibandingkan jika investor hanya membeli atau menjual opsi saja. Strategi ini terdiri dari berbagai variasi, antara lain :
Spread horizontal, spread dengan menggunakan opsi-opsi yang mempunyai strike price yang sama tetapi mempunyai expiration date yang berbeda.
Spread vertikal, spread antara opsi-opsi yang mempunyai expiration date yang sama tetapi strike price nya berbeda.
Bull spread, strategi spread yang didasarkan pada harapan bahwa pasar akan mengalami kenaikan.
Bearish, kebalikan bull spread, yaitu pada saat pasar mengalami penurunan.

Nilai intrinsik sebuah opsi adalah nilai ekonomis jika opsi tersebut dilaksanakan. Besarnya nilai intrinsik tergantung dari selisih antara harga saham sebenarnya dengan strike price. Tetapi, jika ternyata strike price lebih besar dari harga saham, maka nilai intrinsik dari call option adalah nol. Ketika sebuah opsi mempunyai nilai intrinsik yang positif maka opsi tersebut dikatakan in the money. Jika strike price suatu call option lebih besar dari harga saham maka opsi tersebut dikatakan out of the money. Dan bila strike price besarnya sama dengan harga saham maka opsi itu dikatakan at the money.

Sedangkan nilai intrinsik put option adalah perbedaan antara strike price dengan harga saham. Put option akan mempunyai nilai intrinsik yang positif jika harga saham berada di bawah strike price.

Jumlah harga opsi yang melebihi nilai intrinsiknya disebut dengan premi waktu.
Premi waktu = harga opsi – nilai intrinsiknya

Pada saat sebuah opsi berada dalam posisi at the money maka premi waktu opsi tersebut adalah sebesar harga opsi, karena nilai intrinsik dari opsi tersebut adalah nol.

Harga sebuah opsi akan dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu:

Jenis faktor Harga call option Harga put option
1. harga meningkat menurun
2. strike price menurun meningkat
3. expiration date meningkat meningkat
4. volatilitas harga yang diharapkan meningkat meningkat
5. tingkat suku bunga jangka pendek meningkat menurun
6. dividen yang diharapkan menurun meningkat

Model Black-Scholes merupakan model penilaian call option yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes. Model ini dalam menilai call option yang tidak membayarkan dividen menggunakan lima variabel, yaitu :
a) harga saham
b) strike price
c) expiration date
d) tingkat bunga
e) volatilitas harga saham

C = SN(d1) – XertN(d2)

Dimana
d1 = ln(S/X) + (r+0,5s2)(t)
s√t

d2 = d1 – s√t

C = harga call option
S = harga saham
X = strike price
r = tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek
t = sisa waktu sampai dengan expiration date
s = standar deviasi harga saham
N = fungsi densitas dari d1 dan d2. nilai N dihasilkan dari tabel distribusi normal.

Black-Scholes digunakan untuk opsi yang tidak memberikan dividen. Harga opsi yang dihasilkan oleh perhitungan model ini adalah harga yang fair sehingga jika suatu opsi berbeda dengan harga tersebut maka ada kemungkinan untuk mendapatkan laba arbitrase bebas risiko dengan cara mengambil posisi yang berlawanan terhadap saham yang dijadikan patokan.

Meskipun model Black-Scholes ditujukan untuk penilaian call option, tetapi model ini juga dapat digunakan untuk menghitung nilai put option dengan menggunakan hubungan keseimbangan antara put-call option. Hubungan antara harga saham, harga call option, dan harga put option dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Harga put option – harga call option = nilai sekarang dari strike price + nilai sekarang dividen – harga saham

Kita juga bisa menentukan harga put option dengan menggunakan rumus :

C put = X / (ert) – S + C call

Dimana :
C put = harga put option
C call = harga call option
X = strike price
S = harga saham
r = tingkat suku bunga bebas risiko
t = expiration date (dalam tahun)

pola konsumsi

Filed under: 1 — anzbie86 @ 5:05 pm

Krisis moneter berkepanjangan telah mempengaruhi pola konsumsi masyarakat Indonesia. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam membelanjakan uangnya. Para pemasar perlu mencermati hal tersebut agar tidak hanya menjadikan konsumen sebagai obyek tetapi juga sebagai subjek yang harus diajak berpartisipasi.
Del I. Hawkins, Roger J. Best, dan Kenneth A. Coney dalam buku mereka Consumer Behavior: Implications for Marketing Strategy, edisi lima, menggambarkan proses pengambilan keputusan konsumen sebagai proses yang terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi dan seleksi
4. Pemilihan toko dan pembelian
5. Proses pascabeli
Kedatangan krismon tidak mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen, tetapi konsumen menjalankan setiap tahap proses ini secara lebih cermat dan rasional. Misalnya, pengenalan masalah akan dilakukan konsumen dengan sangat hati-hati. Mereka tidak begitu saja menelan informasi yang datang. Konsumen akan lebih “rewel” dalam melakukan evaluasi dan seleksi informasi maupun produk. Dengan adanya krisis ekonomi, tentunya keadaan demografi konsumen, khususnya menyangkut pendapatan, sangat berubah. Perubahan ini juga akan mempengaruhi gaya hidup. Hermawan Kertajaya, dalam satu kesempatan di kampus UI Depok mengatakan kepada Agus Maulana (penulis artikel pada USAHAWAN NO. 01 TH XXVIII JANUARI 1999 ) bahwa krisis ekonomi di Indonesia telah mengelompokkan konsumen Indonesia ke dalam tiga segmen saja, yang diberinya nama yang “bagus.” Segmen pertama adalah segmen konsumen Dumb. Ini adalah kelompok konsumen yang dalam pengambilan keputusan pembelian hanya memperhatikan harga. Produk dengan harga murah menjadi incaran segmen ini. Segmen kedua adalah segmen Snob . Segmen ini sangat mengutamakan kualitas produk. Segmen ketiga, adalah segmen Smart, yang dikatakannya sebagai segmen yang mengutamakan value (nilai). Value sendiri di sini oleh Hermawan diartikan sebagai perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk menikmati manfaat tersebut. Hermawan lebih jauh mengatakan bahwa di era krisis sekarang ini segmen Smart akan mendominasi pasar Indonesia.
Tanpa krismon-pun, seharusnya masyarakat Indonesia lebih mengutamakan value dalam mengambil keputusan pembelian.

Implikasi Terhadap Strategi Pemasaran

Kotler membagi dua proses penyampaian nilai pada pelanggan, yaitu proses pemasaran strategik dan pemasaran taktikal. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemasaran strategik berkaitan dengan proses pemilihan nilai (value) yang diperkirakan akan dihargai konsumen. Sementara pemasaran taktikal berkaitan dengan upaya mewujudkan nilai tersebut dan mengkomunikasikannya kepada konsumen. Di tingkat strategik, upaya memilih nilai diawali dengan segmentasi konsumen dan pemilihan segmen yang akan dilayani dan diakhiri dengan pemosisian nilai (value positioning). Di tingkat ini pemahaman akan perilaku konsumen sangat penting. Pemasar perlu cermat dalam memilih segmen yang akan dilayani, dan dengan pengetahuan bahwa konsumen Indonesia saat ini mulai berperilaku “pintar,” pemasar seyogyanya mampu mencari posisi yang tepat untuk produknya. Produk yang diposisikan sebagai produk yang bernilai tinggi (manfaatnya jauh lebih tinggi daripada biaya untuk menikmati manfaat tersebut) pasti akan menjadi pilihan pertama konsumen. Di tingkat ini, formula STP (segmentation, targeting, positioning) merupakan hal yang utama. Pemilihan nilai (value) yang akan dijajakan kepada konsumen tidak banyak berarti jika di tingkat taktikal pemasar tidak melakukan tindakan yang tepat. Di tingkat taktikal ini konsep 4P mendapatkan makna baru. Dalam rangka menyediakan nilai bagi konsumen, pemasar perlu mengembangkan produk (barang dan/atau jasa) yang benar-benar bernilai. Artinya, produk tersebut tidak hanya harus memenuhi kebutuhan konsumen melainkan juga harus tersedia dengan harga yang layak, yang menurut persepsi konsumen tidak lebih mahal dibandingkan manfaatnya. Aspek harga ini pada gilirannya akan menuntut pemasar untuk mulai memikirkan faktor sumber masukan (input). Di sini, polapikir TQM (Total Quality Management) yang mengatakan bahwa kualitas tidak harus mahal perlu digunakan. Pemasar perlu mencari sumber-sumber masukan (bahan baku, bahan penolong, dan lain-lain) yang murah tetapi tidak murahan. Kemitraan dengan sumber bahan baku dapat mulai dipertimbangkan. Barangkali satu hal penting yang perlu dipikirkan adalah pilihan antara membuat sendiri bahan baku atau membelinya dari sumber lain. Meskipun pilihan membuat sendiri terasa menarik, konsekuensi investasinya tentu juga tidak ringan. Selanjutnya, konsumen yang sudah mulai “pintar” tentu saja sangat mementingkan aspek layanan, baik itu layanan sebelum membeli, layanan selama membeli, maupun layanan setelah membeli. Konsumen “pintar” tidak hanya melihat harga produk dari label. Mereka sudah akrab betul dengan pepatah “kalah membeli menang memakai.” Mereka lebih suka membeli dengan harga yang sedikit lebih tinggi asal layanan yang mereka terima benarbenar memuaskan. Era penjualan “tabrak lari” (hit-and-run) sudah berlalu. Aspek lain yang juga penting adalah aspek distribusi.
Tahap terakhir dalam pemasaran taktikal adalah mengkomunikasikan nilai yang ditawarkan kepada konsumen. Komponen-komponen promosi tradisional, penjualan tatap-muka, promosi penjualan, dan iklan tetap sangat berguna. Tenaga penjual dari-rumahke- rumah selain berfungsi sebagai alat promosi juga bermanfaat sebagai penyalur. Kemampuan pemasar dalam mengestimasi saat-saat konsumen membutuhkan produk (khususnya produk-produk consummable) sangatlah penting. Penulis sangat kagum pada pedagang beras langganan penulis yang selalu menelepon menawarkan beras persis di saat persediaan beras di rumah sudah menipis. Tentulah pedagang ini sudah memperkirakan dengan tepat pola konsumsi beras di rumah penulis. Promosi penjualan berupa pemberian hadiah, bonus, atau apapun seyogyanya juga mempertimbangkan kebutuhan konsumen. Sebaiknya hadiah yang diberikan dalam kaitan dengan pembelian suatu produk adalah berupa produk lain yang sifatnya mendukung pemakaian produk yang dibeli. Menyangkut iklan, kenyataan bahwa orang sekarang cenderung lebih betah berlama-lama duduk di depan pesawat televisi barangkali akan mendorong pemasar untuk lebih banyak mengucurkan dana promosi mereka untuk media ini. Namun demikian, jika banyak pemasar yang berpikiran sama, iklan di televisi akan menjadi crowded dan konsumen malah menjadi makin bingung. Mungkin pilihan iklan di media cetak, khususnya koran dapat tetap dipertimbangkan. Barangkali iklan di koran akan lebih banyak diarahkan untuk mendorong pembelian yang segera (iklan taktikal, bukan tematik). Iklan-iklan kolom yang murah-meriah dapat menjadi pilihan yang bagus. Krisis ekonomi ternyata juga mendorong orang untuk mengadakan seminar-seminar yang membahas masalah ini. Pemasar yang jeli dapat memanfaatkan forum ini sebagai media promosi yang efektif. Pemasangan spanduk, pembagian brosur atau suvenir selama seminar-seminar seperti ini tampaknya akan cukup efektif untuk menjaring konsumen.

jumat . . . . .

Filed under: happy_stories — anzbie86 @ 1:57 pm

tadi pagi gw masuqn lmaran k BNI cab . . . . . . hmmm…s4 d wawancarain bentar ma bag HRD ny…huff degdegan jg rsanya…y walaupun cm skdar berbasabasi ria (secara gw mlz beudz berbasabasi)…dan ternyta gw dsuruh ngu mpe 1 bulan…busedz dah.lma beudz y…hmmm… trus gw k kampus,niatnya mo ktmu papi (baca: Pembimbing skripsi).tpi ternyata orangnya ga ad…y dah dey…akhirny ngikutin tman sminar aj…..mayan dapat snack gratis.hihihihii….secara gw laper beudz g s4 sarapan td pg…hihiihihi….n skr gw lagi nemenin tman gw jga warnet..hiiihi..mayanlah bsa browsing gratis (lah kok?d kosankan jg bsa?free jg.nah loh!!!?)hihihii….iyya.tpi kan stidaknya gw ad tman ngobrol……

5 Februari 2009

hmmmm

Filed under: sad_stories — anzbie86 @ 12:54 pm

hari ini harus ngelembur lagi…..ngerjain revisi hasil.bisa ga y gw lulus maret?aduh…pusing saya!!!!bukan pusing tentang banyaknya revisi yang harus saya kerjakan…tapi lebih kepada hal-hal yang mengganggu konsentrasi.

uch gila!!!!rasanya gw pgn bunuh aj tu orang!!!!nyesal beudz gw pernah knal dy..but, gw g lup ngucpin mkash juga…coz dy da banyak bantuin gw…hufff malaz beudz klo hubi gni….plg mlz gw hubi, hutang budi.pa lagi k orang kaya dy……

gw bener-bener ga nyangka dy bkal gtu ma gw…bilang k orang-orang masalah gw…n then pke hiperbola pula!!!jibang beudz gw ma dy….

gw pengen dy hilang dari dunia gw….gw da bener2 illfeel ma dy…

31 Januari 2009

e-ticketing

Filed under: 1 — anzbie86 @ 1:44 pm

Seiring dengan perkembangan teknologi yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, penyebaran dan pencarian data, kegiatan belajar mengajar, serta dapat juga dimanfaatkan untuk melakukan transaksi bisnis. Pertumbuhun internet sejak pertama kali muncul hingga kini amat signifikan. Internet atau online atau world wid web (WWW atau Web) telah membawa dampak yang amat besar dalam kehidupan masyarakat (Burke, 1997; Bruce, 1999; Hart et.al, 2000).
Melalui jaringan internet perusahaan kecil, menengah, ataupun besar dapat menyajikan informasi produk, harga, syarat pembelian, cara pemesanan dan pembayaran, serta pengiriman barang kepada pelanggan, calon pembeli, mitra usaha, di seluruh dunia (Sutojo dan Kleinsteurber, 2002). Media internet berfungsi sebagai salah satu cara menjangkau pelanggan tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan menjadi populer didunia bisnis saat ini. Berdasarkan hasil riset Zenith Optimedia salah satu biro iklan terkenal didunia, bahwa para pemasar pada tahun 2006 akan menghabiskan banyak dana untuk promosi dan iklan online. Saat ini promosi dan iklan online meraih pertumbuhan paling tinggi dibandingkan media lainnya (Ghozali,

2006). Menurut Zenith Optimedia, media iklan internet akan mengalami pertumbuhan sebesar 21 persen selama periode 2004-2008 (Marketing, Januari 2006). Pertumbuhan ini akan berdampak pada perilaku pengambilan keputusan konsumen online. Hasil survey untuk pembelian online di Indonesia dibandingkan negara lain tergolong paling rendah, yaitu sekitar 42 persen dibanding dengan Malaysia 63 persen dan Korea 92 persen (Marketing, Juni 2006). Faktor utama penyebab rendahnya transaksi online di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia masih banyak yang gagap menggunakan teknologi. Pengetahuan tentang perilaku pengambilan keputusan pembelian konsumen online perlu diteliti dari saat ke saat sebagai informasi dalam meningkatkan pangsa pasar.
Maskapai penerbangan mempunyai harapan dengan diterapkannya e-ticketing, mereka bisa menekan biaya operasional. Ini sejalan dengan seruan International Air Transport Association (IATA) sejak pertengahan tahun lalu yang menghendaki anggotanya untuk segera beralih menjadi industri yang berbiaya rendah (low cost industry), (SWA 25/XXII/30 November-10Desember 2006). IATA juga memberi ultimatum tahun 2007 nanti, diharapkan semua anggotanya telah menerapkan sistem e-ticketing (www.angkasapura2.co.id/news).

Pemasar dapat menciptakan nilai tambah melalui utiliti waktu, tempat, bentuk, dan kepemilikan kepada konsumen. Sebagian pemasar percaya bahwa penciptaan nilai melalui market space lebih besar dibandingkan dengan market place. Dalam market space, penyediaan informasi secara langsung oleh pemasar memungkinkan dilaksanakan dari mana saja (anywhere) kepada konsumen yang berada dimanapun (baik potensial maupun aktual) dan kapan saja (anytime) dikarenakan tidak adanya hambatan geografis dan waktu.
Teori perilaku konsumen dapat dilihat dari segi proses (Howard dan Sheth, 1967) yaitu input berupa stimuli marketing mix dan lingkungan, yang akan menghasilkan output berupa sikap (attitude), niat (intention), dan perilaku pembelian (purchase behavior). Dalam output terjadi proses: sikap mempengaruhi niat, dan niat mempengaruhi perilaku pembelian.
Pengukuran sikap keyakinan (belief) dan pengendalian persepsi (perceived control) dan hubungannya dengan perilaku niat adalah relevan terhadap pemasaran. Dan untuk memahami perilaku konsumen, kita membutuhkan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan, dan persepsi mereka, bagaimana mereka belajar memahami produk, motivasi dan emosi mereka, bagaimana mereka membentuk sikap dan bagaimana mereka membuat keputusan pembelian (Sheth, 2000).

Hedging Sebagai Proteksi Portfolio Obligasi

Filed under: 1 — anzbie86 @ 1:32 pm

Apakah ada cara untuk mengurangi dampak negatif fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap pelaku bisnis ataupun perekonomian secara keseluruhan? Fluktuasi nilai tukar rupiah saat ini memang sudah tidak separah beberapa tahun lalu. Pada periode 2003-2005, misalnya, nilai tukar rupiah sempat bergerak dari Rp 8.285 (nilai tukar pada akhir bulan) pada Juni 2003 ke Rp 10.310 per dollar AS pada September 2005. Sejak tahun 2006 boleh dikatakan rupiah relatif stabil dan tidak pernah melemah ke atas sepuluh ribu lagi.
Banyak faktor penentu nilai tukar rupiah bergejolak. Namun, pemicu utamanya akhir-akhir ini adalah pergerakan di bursa saham Amerika Serikat. Kekhawatiran akan problem kredit subprime menyebabkan bursa saham AS terkoreksi secara signifikan. Bursa saham global pun ikut terkoreksi dengan signifikan.
Untuk Indonesia, dampaknya tidak hanya berhenti di bursa saham. Ketika investor asing melepas sahamnya di pasar domestik, timbul kekhawatiran akan terjadinya capital flow reversal secara masif (atau hot money keluar dari Indonesia secara masif). Akibatnya, timbul ekspektasi rupiah akan melemah secara signifikan, yang membuat banyak kalangan membeli dollar (untuk spekulasi ataupun untuk menutupi kebutuhan dollarnya pada masa yang akan datang) yang membuat rupiah menjadi benar-benar melemah.
Sebaliknya, ketika bursa saham AS membaik, modal asing pun kembali masuk ke pasar modal Indonesia, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan terhadap rupiah. Kurs rupiah pun menguat signifikan, seiring dengan naiknya IHSG.
Ada juga faktor lain yang membuat nilai tukar rupiah tak dapat sepenuhnya dikendalikan dari dalam negeri, misalnya produk derivatif non-deliverable forward (NDF). NDF adalah suatu kontrak forward jangka pendek dengan keuntungan atau kerugian pada waktu jatuh tempo dihitung dengan menghitung selisih antara nilai tukar yang telah disetujui dan nilai tukar yang terjadi di pasar spot pada saat kontrak tersebut jatuh tempo. Yang dibayarkan pada waktu kontrak jatuh tempo hanyalah selisih tersebut. NDF merupakan instrumen hedging yang populer untuk mata uang yang tidak diperdagangkan secara internasional (seperti rupiah).
NDF dapat memengaruhi arah pergerakan nilai tukar rupiah. Misalnya, libur Lebaran (11 Oktober) pasar spot USD/IDR (dollar/rupiah) dalam negeri ditutup di sekitar Rp 9.065 dan ternyata pada 17 Oktober kurs dibuka pada level Rp 9.100/ Rp 9.120 per dollar. Hal ini terjadi karena selama pasar Jakarta libur, ternyata pasar NDF (di Singapura) tetap bekerja membentuk harga yang cenderung ditutup melemah dari hari ke hari. Ketika pasar Jakarta buka, kurs langsung melompat (tertinggi 9.145) walaupun akhirnya dollar ditutup melemah di level Rp 9.090/Rp 9.100.
Nilai tukar rupiah kita saat ini memang tidak lagi dipatok terhadap dollar. Saat ini nilai tukar rupiah dibiarkan bergerak agak longgar sesuai dengan kekuatan pasar. Namun, pergerakan nilai tukar yang terlalu liar juga bukan hal yang dikehendaki di dalam sistem nilai tukar yang kita anut sekarang.
Investor dan penasihat investasi, harus memproteksi dan melakukan hedging (strategi yang di design untuk meminimalisasi tekanan dari risiko yang tidak diinginkan, sambil mengizinkan bisnis untuk mengambil profit dari aktivitas investasi.
Pada sebuah review dari Bank of America’s yang berjudul “Taxable-Exempt Bond Portfolio: Protecting Imbedded Gains” menyebutkan bahwa, investor dapat melakukan hedging pada tingkat pajak tetap dibebaskan pada portfolio obligasi.

Older Posts »

Blog di WordPress.com.